PROGRAM G TO G KOREA SELATAN
Trend Budaya Korea yang masuk ke Indonesia sangat beragam, seperti musik, serial drama, fashion, makanan, dan sebagainya. Ketertarikan terhadap negara Korea sekarang ini tidak lagi sebatas budayanya saja, melainkan banyak masyarakat Indonesia yang tertarik untuk memulai karir di Korea Selatan. Bekerja di Korea selatan sekarang ini tidak harus dengan berpendidikan tinggi, cukup dengan lulusan SLTP saja sudah bisa berkarir di Korea.
Lalu bagaimana caranya bisa bekerja di Korea?
Salah satu cara kerja di Korea untuk lulusan SLTP/SLTA yaitu melalui Program Government to Government (Program G to G) Korea Selatan. Program G to G merupakan program kerja dari Pemerintah Indonesia, dimana Pemerintah Indonesia telah melakukan kerja sama dengan Pemerintah Korea Selatan terkait Penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke Korea berdasarkan EPS. EPS (Employment Permit System) merupakan sistem perekrutan dan penempatan tenaga kerja migran secara legal yang dibangun Pemerintah Republik Korea. Semua pencari kerja yang berminat untuk bekerja ke Korea Selatan di bawah mekanisme EPS harus mengikuti model rekrutmen sistem poin yang dilakukan oleh HRD Korea.
Berapa gaji bekerja di Korea Selatan?
Besaran gaji ketika bekerja di Korea Selatan yaitu mulai dari 20 juta – 25 juta per/bulannya. Jika dibandingkan dengan rata-rata gaji di Indonesia berada di kisaran 3 juta s/d 4 juta per/bulannya. Perbandingan gaji di dalam negeri dan di Korea Selatan juga menjadi salah satu daya tarik warga negara Indonesia untuk bekerja di negara ginseng tersebut.
Antusiasme calon Pekerja Migran Indonesia pada Januari 2023 sebanyak 2.500 orang mengikuti Verifikasi Dokumen Pendaftaran Ujian EPS-Topik di Universitas Negeri Semarang (Unnes) Jawa Tengah.
Dilansir dari laman BP2MI (Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia) persyaratan mengikuti Program G to G antara lain :
Kualifikasi Umum
- Usia 18 – 39 tahun saat mendaftar (kelahiran antara tanggal 13 Desember 1982 – 12 Desember 2004).
- Pendidikan minimal SLTP atau sederajat, diutamakan SMK atau SMA.
- Tidak buta warna total maupun parsial dibuktikan dengan surat keterangan dokter.
- Catatan: Pada surat keterangan dokter tersebut harus menunjukkan hasil dan tertulis TIDAK BUTA WARNA (Surat Keterangan Dokter yang berlaku adalah yang dikeluarkan dalam jangka waktu 3 bulan terakhir).
- Tidak memiliki cacat jari atau amputasi.
- Tidak sedang dicekal bepergian ke Luar Negeri.
- Belum pernah dihukum penjara atau hukuman yang lebih berat.
- Tidak memiliki catatan deportasi atau keberangkatan dari Pemerintah Republik Korea.
- Tidak memiliki riwayat penyakit Tuberculosis (TBC), Hepatitis, dan Syphilis.
- Memiliki alamat email pribadi dan nomor telepon/HP yang masih aktif.
- Memiliki nomor rekening tabungan atas nama pribadi yang masih aktif.
- Tidak pernah bekerja di Korea Selatan lebih dari 5 tahun, termasuk penggabungan dengan menggunakan Visa E-9 dan Visa E-10.
Program G to G memiliki beberapa tahapan :
- Pendidikan Bahasa Korea
- Tes Ujian EPS-TOPIK
- Sending Data
- Turun Kontrak Kerja (SLC)
- Preliminary Training
- Terbang ke Korea
Tahapan pertama paling umum dalam mengikuti program G to G adalah mengikuti Pendidikan Bahasa Korea, artinya pelatihan Bahasa Korea menjadi indikator yang penting. Belajar Bahasa korea bisa dilakukan melalui kursus atau LPK yang berfokus pada ujian EPS TOPIK. Ujian EPS-TOPIK merupakan ujian kemampuan Bahasa Korea yang diperuntukkan bagi calon tenaga kerja asing yang ingin bekerja di Korea Selatan. Perlu diketahui, lulus dalam ujian EPS-TOPIK artinya Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) telah memiliki salah satu syarat melamar pekerjaan di Korea.
Nah, itu lah beberapa hal mengenai program G to G. Minat kerja ke Korea tapi belum bisa Bahasa Korea? Bisa loh belajar di LPK WTC. LPK WTC menyediakan tutor professional dan fasilitas nomor satu. Yuk gabung sekarang!
Sumber :
https://bp2mi.go.id/gtog-detail/korea/pengumuman-dan-pra-pendaftaran-program-g-to-g-ke-korea-sektor-manufaktur-dengan-sistem-poin-tahun-2023
https://jatengprov.go.id/publik/sapa-2-500-calon-pekerja-migran-indonesia-ganjar-harap-ada-transfer-ilmu-dan-kembali-lagi/